Dibaca 4
Oleh: Wajidi Sayadi
Materi ini bagian dari apa yang disampaikan dalam Pengajian Hadis Rutin Ahad Malam di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.
Dalam suatu kesempatan Nabi Muhammad SAW. memberi penjelasan mengenai karakteristik manusia dalam menerima ilmu dan hidayah yang diumpamakan seperti air hujan yang turun ke bumi. Beliau bersabda:
مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنْ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ
Perumpamaan hidayah dan ilmu yang Allah mengutusku dengan membawanya adalah seperti air hujan yang lebat yang turun mengenai tanah. Diantara tanah itu ada jenis yang dapat menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan di antaranya ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman. Dan yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan tanaman. perumpamaan itu adalah seperti orang yang faham agama Allah dan dapat memanfa’atkan apa yang aku diutus dengannya, dia mempelajarinya dan mengajarkannya, dan juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan tidak menerima hidayah Allah dengan apa yang aku diutus dengannya.” (HR. Bukhari dari Abu Musa).
Dalam hadis ini Rasulullah SAW. membuat perumpamaan yang sangat indah dan rasional tentang ilmu dan hidayah yang diberikan kepada manusia bagaikan hujan yang menyirami bumi.
Perumpamaan tanah dan manusia, keduanya memerlukan siraman. Tanah perlu siraman air hujan agar menjadi tanah yang subur dan dapat menumbuhkan tanam-tanaman yang hijau kemudian dapat dimanfaatkan untuk manusia dan makhluk lainnya.
Demikian juga halnya manusia perlu siraman dengan hidayah dan ilmu agar hati manusia menjadi subur cerah lapang mendapatkan ketenangan, mengamalkan ajaran agama dan mengajarkan dan mendakwahkannya sehingga manfaatnya lebih luas.
Dalam hadis tersebut ada tiga macam karakteristik manusia:
- Manusia seperti tanah yang subur
نَقِيَّةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ
Ada yang dapat menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak.
Manusia yang seperti tanah subur ketika disiram air hujan. Tanah yang subur untuk dirinya menyerap air hujan, menumbuhkan tanan-tanaman, dan rerumputan yang hijau yang memberi manfaat kepada makhluk lainnya.
فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ
Perumpamaan itu adalah seperti orang yang faham agama Allah dan dapat memanfaatkan apa yang aku diutus dengannya, dia mempelajarinya dan mengajarkannya.
Manusia seperti ini yang terbaik mendapatkan ilmu dan hidayah sehingga apa yang diketahuinya bisa diamalkan bergunu untuk dirinya, keluargany, dan masyarakat lainnya juga kepada lingkungan dan makhluk lainnya.
Mudah-mudahan kita termasuk dalam kelompok seperti ini.
- Mansuia seperti tanah yang tandus dan gersang
أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا
Ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman.
Perumpamaan ini bagi orang yang pintar atau ahli dalam ilmu pengetahuan apa saja termasuk ahli agama, tapi ilmunya tidak membuat dirinya sadar untuk menjalankan ajaran agama. Ilmu dan kepintarannya hanya dimanfaatkan oleh orang lain.
Berilmu tapi belum dapat Hidayah.
Misalnya ada orang yang punya kelebihan harta dan gaji banyak dan tahu tentang wajibnya zakat, pentingnya sedekah, tapi tidak berzakat dan susah bersedekah. Demikian juga kewajiban lainnya, belum bisa dijalankannya, belum mendapatkan hidayah.
Beberapa orientalis mempelajari al-Qur’an dan hadis dan mengerti mengenai ajaran kebenaran al-Qur’an dan hadis, tapi mereka tidak beriman kepada al-Qur’an.
Mereka belajar dan meneliti tentang al-Qur’an hanya untuk memenuhi kepuasan dan selera intelektualitas, tapi tidak sampai hidayah spritualitas.
Inilah bedanya antara ilmu dan hidayah.
- Manusia seperti tanah yang licin mendatar
وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً
Dan yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan tanaman.
Orang yang tidak mampu memberi manfaat kepada dirinya dan juga tidak manfaat kepada orang lain.
وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ
juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan tidak menerima hidayah Allah dengan apa yang aku diutus dengannya.
Pengambaran ini mengenai kelompok yang terburuk.
Semoga Allah menjauhkan kita dari jenis kelompok dua dan tiga di atas.
Semoga Allah senantiasa menata hati, jiwa dan pikiran kita sehingga termasuk dalam kelompok yang pertama di atas.
اللهمَّ اهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي
Semoga Bermanfaat
Pontianak, Ahad, 13 Oktober 2024