Dibaca 71
Oleh: Wajidi Sayadi
Mengapa Ramadhan disebut sebagai bulan suka cita?
Di antara jawabannya, karena Ramadhan berkumpulnya segala kebaikan sehingga membuat suka cita bagi mereka yang mengiinkan dan mendapatkannya.
Ramadhan syahrul Qur’an (bulan al-Qur’an), syahrul ibadah (bulan ibadah), syahrul ath-tha’ah (bulan ketaatan), syahrul al-Qurbah (bulan kedekatan diri pada Allah), syahrul al-Birri (bulan kebajikan), syahrul ihsan (bulan penuh kebaikan), syahrul rahmah (bulan kasih saying), syahrul magfirah (bulan pengampunan), syahrul Ridwan (bulan keridhaan), syahru Lailatil Qadr (bulan lalilatul qadar), dan berbagai nama lainnya. Banyaknya nama yang disebutkan para ulama seperti ini menunjukkan betapa mulia, agung dan istimewanya bulan Ramadhan.
Kesadaran umat Islam mengenai keutamaan bulan Ramadhan tersebut membuat mereka bersuka cita menyambut, mempersiapkan diri dan mengamalkan berbagai macam kebaikan selama bulan Ramadhan.
Beberapa tahun lalu di bulan Ramadhan, saya ada pengalaman diundang ceramah jelang buka puasa bersama di salah satu Showroom mobil di Jl. Ahmad Yani 2 wilayah Kubu Raya tidak jauh dari batas Kota Pontianak. Pemilik showroom mobil adalah non-muslim dari suku Tionghoa. Saya tanya, Bos banyakkah pegawai atau pekerjanya di sini beragama Islam? Jawabnya, ada belasanlah. Namun yang banyak hadir dalam acara buka puasa bersama adalah para pimpinan dan pegawai lainnya yang bukan muslim.
Bosnya atau pimpinan showroom itu bertanya. Ustadz, saya mau tanya, setiap bulan Ramadhan, saya melihat umat Islam sangat rajin belanja, bahkan seolah-olah berlomba-lomba belanja. Mereka belanja apa saja terutama makanan, minuma, kue-kue, dan lainnya termasuk pakaian dan perlengkapan rumah. Mereka tidak menawar harga yang penting barangnya ada,
Padahal ekonomi lagi sedang susah, penghasilan susah, harga barang pada naik. Banyak orang mengeluh dengan kondisi susah seperti ini, saya heran, umat Islam di bulan Ramadhan justru kelihatan senang belanja terus. Mengapa begitu Ustadz?
Saya jawab, itulah ekspresi kegembiraan umat Islam menyambut bulan Suci Ramadhan, walaupun sebenarnya mereka dalam kondisi ekonomi yang kurang dan susah, tapi karena semangat dan cintanya pada bulan suci Ramadhan, apa saja mereka beli.
Bahkan ada juga yang membeli barang, makanan atau minuman bukan hanya untuk dimakan sendiri tapi mereka bagi-bagi kepada saudaranya yang lain.
Mereka sangat yakin bahwa semua kebaikan dan pengorbanan pada bulan Ramadhan tidak ada yang sia-sia, pasti dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Pasti ada berkahnya. Inilah spirit Ramadhan yang luar biasa.
Selama Ramadhan tensi kebaikan dan ibadah umat Islam lagi sedang naik dan tinggi.
Bos showroom itu, mengatakan, setiap Ramadhan umat Islam selalu begitu suka belanja, maka kami dari Tionghoa non muslim yang tidak puasa, memanfaatkan momentum Ramadhan ini dengan menjual makanan, minuman, dan segala macam kue-kue termasuk pakaian dan peralatan rumah.
Kami yang dapat untungnya, umat Islam yang kenyang dan menikmati jualan kami.
Saya katakan, itulah keadilan Tuhan, menciptakan keragaman dan perbedaan, untuk saling membantu memenuhi keperluan masing-masing. Anda dari non muslim yang suka menjual sebagai produsen, kami dari umat Islam yang suka membeli sebagai konsumen.
Anda sebenarnya juga ikut merasakan keberkahan Ramadhan. Bos Showroom mobil itu tersenyum tertawa sambil angguk-angguk kepalanya ya ya. Iya memang benar. Berkah Ramadhan untuk Semua.
Suka cita di bulan Ramadhan dalam kebaikan dan kemanfaatan. Suka cita yang dirasakan sendiri, keluarga, dan membuat orang lain ikut bersuka cita.
Bukan suka cita yang boros dan berlebih-lebihan.
Bukan suka cita yang menggangu dan menyakiti hati orang lain.
Semoga
Pontianak, 3 Ramadhan 1445 H/14 Maret 2024