TILAWAH DAN TADABBUR AL-QUR’AN MUNASABAH ANTAR SURAT DAN SURAT BERIKUTNYA (SIFAT BURUK DITUTUPI OLEH SIFAT BAIK)

Kali ini pembahasannya tentang munasabah antar surat dengan surat berikutnya dalam al-Qur’an. Ketetapan dan ketepatan susunan dan urutan surat dalam mushaf al-Qur’an mempunyai hubungan yang sangat serasi dan indah. Munasabah ini memperlihatkan bahwa al-Qur’an ini benar-benar mukjizat.
Contoh:
Surat al-Ma’un surat yang ke 107 dalam susunan Mushaf al-Qur’an sangat serasi hubungannya dengan surat al-Kautsar, surat yang ke 108.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلاَ يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al-Ma’un, 107: 1-7).
Dalam surat al-Mâ’ûn ini memuat tentang sifat-sifat negatif yang merupakan tanda-tanda orang yang mendustakan agama, yaitu:
1) bersifat kikir tidak mau membantu anak-anak yatim,
2) meninggalkan shalat,
3) riya’ beribadah bukan karena Allah, tapi lebih karena ingin dipuji dan disanjung,
4) menghalangi bantuan.
Pada surat berikutnya dalam al-Qur’an yaitu surat al-Kautsar
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ(3
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS. Al-Kautsar, 108: 1-3).
Surat al-Kautsar ini memuat tentang sifat-sifat positif yang terpuji untuk menutupi sifat-sifat buruk yang mendustakan agama.
Sifat-sifat yang terpuji yang dimaksud dalam ayat ini adalah:
1) perintah untuk selalu ingat pada nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kita agar mensyukuri dan tahu berterima kasih (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ), sebagai lawan dari menghardik dan tidak mau membantu anak yatim,
2) diperintahkan shalat melalui kalimat فَصَلِّ (maka shalatlah) sebagai lawan dari meninggalkan shalat.
3. Perintah untuk ikhlas ditunjukkan melalui kalimat (لِرَبِّكَ/karena Tuhanmu) sebagai lawan dari riya’.
4. Perintah untuk memberi bantuan dipahami dari kalimat (وَانْحَرْ/ dan berkorbanlah) sebagai lawan dari sifat kikir dan menghalangi bantuan.
Dalam kajian ilmu fiqh, ketika dalam shalat pada rakaat pertama membaca surat al-Ma’un setelah membaca surat al-Fatih, sebaiknya atau disunnatkan membaca surat al-Kautsar. Membaca surat al-Qur’an sesuai urutan dalam mushaf al-Qur’an sebagaimana perintah dalam hadis Rasulullah SAW. Mendahulukan sebagaimana yang didahulukan Allah dalam al-Qur’an. (HR. Ahmad dari Jabir bin Abdullah).
Pesan maknanya dari munasabah surat al-Ma’un (surat 107) dan surat al-Kautsar (surat 108) adalah sifat-sifat negatif pada surat al-Ma’un ditutupi dengan sifat-sifat positif atau sifat-sifat yang baik yang terdapat dalam surat al-Kautsar.
Wallahu A’lam bi ash-Shawab
Sanggau, 31 Agustus 2023
Posted in: Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Kajian Islam

Leave a Comment