MACAM MACAM REZEKI MENURUT AL-QUR AN (Menjadikan Rezeki sebagai Sarana Ibadah, Ketenangan Hati Menuju Ridha Allah)

Materi ini merupakan khutbah Jumat 4 Agustus 2023 M/17 Muharram 1445 H yang disampaikan di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.
Dalam aktivitas kehidupan kita sehari-hari hampir semuanya kita lakukan dalam rangka mencari rezeki. Hanya saja, manusia secara umum memahami rezeki itu seolah-olah hanya yang bersifat fisik material, seperti uang, harta, fasilitas rumah, kendaraan, termasuk jabatan, dan lainnya. Islam memberi perhatian yang besar terhadap masalah rezeki, baik rezeki yang bersifat fisik material maupun rezeki yang bersifat spiritual, intelektual dan moral.
Dalam al-Qur’an, Allah menyebutkan kata “Rezeki” 123 kali diulang-ulang. Para ulama merumuskan secara garis besarnya, Rezeki terdiri atas empat macam:
Pertama ar-Rizq al-Makful, Rezeki yang sudah pasti dijamin oleh Allah. Allah menjamin rezeki semua makhluk, orang muslim, yang bertakwa, orang baik ataupun orang kafir dan orang jahat, anak kecil, orang tua, orang pintar ataupun orang bodoh, orang sehat, orang sakit termasuk orang gila. Rezeki Allah ini mencakup semua makhluk apa pun, di daratan, di air, di udara, termasuk binatang buas. Semua makhluk di seluruh alam semesta sudah dijamin bagian dan jatah rezeki masing-masing. Allah menjamin semua makhluknya sebagai bentuk kemurahan-Nya yang disebut ar-Razzaq. Allah berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا
Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. (QS. Hud/11: 6).
Kedua, ar-Rizq al-Maqsum, Rezeki yang dibagikan. Rezeki ini diperoleh dengan usaha yang serius dan kerja keras. Allah berfirman:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِه وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, berjalanlah, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk/67: 15).
Ketiga, ar-Rizq al-Mau’ud, Rezeki yang dijanjikan. Rezeki ini dijanjikan Allah kepada hamba-hamba-Nya dengan syarat mereka beriman dan bertakwa. Allah berfirman:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا ۙوَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُه
Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. (QS. Ath-Thalaq/65: 2-3).
Keempat, ar-Rizq al-Khash, Rezeki khusus yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
Rezeki ini bisa berupa hidayah, petunjuk, hati yang lapang dan tenang, ilmu yang bermanfaat, istiqamah dalam beribadah, kemampuan mengikuti jalan kebaikan, serta akhlak yang baik dan terpuji. Termasuk rezeki yang halal. Inilah Rezeki sejati. Allah berfirman:
وَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُّدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ قَدْ اَحْسَنَ اللّٰهُ لَه رِزْقًا
Siapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya akan Dia masukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah telah menganugerahkan rezeki yang baik kepadanya. (QS. Ath-Thalaq/65: 11).
Dalam ayat lainnya, Allah berfirman:
اِنَّ هٰذَا لَرِزْقُنَا مَا لَه مِنْ نَّفَادٍۚ
Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki (dari) Kami yang tidak habis-habisnya. (QS. Shad/38: 54).
Semua rezeki yang diterima dan dirasakan ini adalah bersumber dari Allah sebagai sumber dan Pemberi Rezeki melalui berbagai sebab dan konteksnya. Oleh karena itu, usaha mencari dan ingin menikmati rezeki dengan baik adalah harus selalu mendekat, menyanjung dan mentaati Allah sebagai sumber Rezeki.
Adapun cara memperoleh rezeki al-Maqsum, yang dibagikan, adalah sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, berjalanlah menjelajahi segala penjurunya. (QS. Al-Mulk/67: 15).
Dalam ayat lainnya ditegaskan:
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.(QS. Al-Jumu’ah/62: 10).
Berdasarkan dua ayat ini, cara memperoleh rezeki, yaitu:
1. فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا (Berjalanlah menjelajahi segala penjuru bumi) dalam pengertian harus banyak bergerak dan pro-aktif, serta optimis, tidak boleh berdiam diri, pasif, malas, apalagi putus asa.
2. فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ (bertebaranlah di bumi). Dalam pengertian harus merancang dengan rencana dan strategi yang jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuan yang ingin dicapai. Dengan cara ini akan lebih terarah untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.
3. وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ (carilah karunia Allah). Berusaha mencari sampai dapat sukses dan memanfaatkannya sesuai aturan dan kehendak yang diridhai Allah.
4. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا (ingatlah Allah sebanyak-banyaknya). Setelah rezeki diperoleh sebagaimana yang dicari dan diharapkan, maka harus disyukuri dan dimanfaatkan sebagai sarana ibadah yang mengantarkan semakin dekat dengan Allah, hati tenang, aman, nyaman, dan bahagia dunia akhirat.
Sedangkan cara mendapatkan rezeki al-Mau’ud dan rezeki khusus berupa hidayah, petunjuk, hati yang lapang dan selalu merasa cukup, ilmu yang bermanfaat, ibadah yang istiqamah, rezeki halal, serta akhlak terpuji adalah dengan cara:
1. Senantiasa Bertakwa, Sekaligus menjadikan rezeki itu sebagai sarana ibadah dan meraih Ridha Allah. Allah berfirman:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا ۙوَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ
Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. (QS. Ath-Thalaq/65: 2-3).
2. Senantiasa Bertawakkal, Meyakini Allah sebagai Sumber segala rezeki. Allah berfirman:
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُه
Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. (QS. Ath-Thalaq/65: 3).
3. Senantiasa Bersyukur. Berterima kasih kepada Pemberi, pengatur dan penentu segala rezeki. Allah berfirman:
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras. (QS. Ibrahim/14: 7).
4. Senantiasa Berinfak, sedekah, dan zakat sebagai bentuk peduli sosial kemanusiaan. Allah berfirman:
وَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُه ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
Dan apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki. (QS. Saba’/34: 39).
Semoga Bermanfaat
Pontianak, Jumat, 4 Agustus 2923 M./17 Muharram 1445 H.
Posted in: Kajian Islam

Leave a Comment