MENGAWAL KONSISTENSI PASCA RAMADHAN

Materi ini merupakan khutbah jumat 14 Syawal 1444 H/5 Mei 2023 yang disampaikan di Masjid an-Nur Polda Kalimantan Barat Jl. Ahmad Yani Pontianak.
Alhamdulillah, hari ini tanggal 14 Syawal 1444 H, dua pekan pasca Ramadhan. Kita berharap dan tetap berusaha mengawal konsistensi terhadap hasil-hasil panen kebaikan di bulan Ramadhan.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengawal konsistensi pasca Ramadhan antara sebagaimana yang ditegaskan dalam hadis berikut ini.
Abu Dzarr al-Gifariy pernah meminta, wahai Rasulullah titipkanlah pesan kepadaku! Atas permintaan ini, Beliau bersabda:
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, iringilah kejahatan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapus kejahatanmu, dan berakhlaklah terhadap sesama manusia dengan akhlak baik. (HR. Timidzi dari Abu Dzar al-Gifari).
Dalam hadis ini, ada tiga hal yang dipesankan Nabi SAW. sekaligus hal ini dapat menjadi bekal dalam mengawal konsistensi hasil-hasil panen kebaikan pasca Ramadhan, yaitu:
1. Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Maksudnya, kapanpun, di manapun, apapun profesimu, apapun kedudukan dan jabtanmu, sebagai orang beragama, tetap harus konsisten menjaga diri dengan tetap menghindari apa yang dilarang dalam agama, dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah.
Dengan menjaga konsistensi ini, Allah pasti menjaga diri, menjaga keluarga, menjaga kehidupan kita. Allah adalah pemilik dan sumber keselamatan. Dekat dan Bersama dengan Allah, pasti keselamatan menyelimuti kehidupan kita. Jauh dari Allah, berarti dari keselamatan dan kenyamanan, lahir batin. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُه اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِه
Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan Allah akan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. (QS. Ath-Thalaq, 65: 2-3).
2. Iringilah kejahatan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapus kejahatan masa lalu. Maksudnya, kita selalu optimis dan produktif. Semua orang berpotensi berbuat salah dan khilaf. Kesalahan dan kekhilafan yang telah terjadi akan menjadi pembelajaran untuk senantiasa memperbaiki diri dan kinerja masa depan yang lebih baik. Allah Ta’ala menegaskan:
اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (QS. Hud, 11: 114).
Tidak menilai dan menghukum seseorang hanya karena masa lalunya yang buruk. Bisa jadi keburukan dan kejahatan masa lalunya disadari dan ditutupi dengan kebaikan. Itulah yang dimaksud pesan Nabi SAW. di atas. Dalam al-Qur’an, Allah Ta’ala mengingatkan agar senantiasa obyektif dan berhati-hati menilai seseorang.
وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216).
3. Berakhlaklah terhadap sesama manusia dengan akhlak baik.
Dalam beragama, akhlak menempati posisi sangat tinggi. Dalam hadis di atas, Rasulullah SAW. menyuruh bertakwa, dan menyuruh berakhlak terpuji.
Artinya takwa seseorang tidak cukup hanya mengandalkan hubungan baik dengan Allah, tapi harus dilengkapi dengan akhlak yang baik terhadap sesama manusia. Rasulullah SAW. menegaskan:
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
Kalian tidak akan masuk surga kecuali Anda beriman. Anda belum dianggap beriman kecuali Anda sudah saling mencintai antara satu dengan lainnya. Maukah kalian kuberutahu caranya saling mencintai? Yaitu menyebarkan salam, keselamatan dan perdamaian terhadap sesama kalian. (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Akhlak adalah ajaran fundamental dalam Islam. Dengan akhlak yang baik, seseorang mau dan rela minta maaf dan mau memaafkan.
Dengan akhlak yang baik akan melahirkan rasa cinta terhadap sesama manusia. Puncak keberagamaan seseorang adalah ketika hatinya sudah diliputi dan dipenuhi rasa cinta.
Dengan akhlak dan rasa cinta menghilangkan rasa benci, menghilangkan sifat dendam dan iri, menghilangkan fitnah, caci maki, dan penyakit lainnya.
Mengedepankan Cinta dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, in syaa Allah aman terkendali dunia akhirat.
Pontianak, 5 Mei 2023
Posted in: Kajian Islam

Leave a Comment