LUPA MEMBACA LAFAL NIAT PUASA, TAPI SUDAH BERNIAT DALAM HATI

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pak Ustadz. Bagaiamana tentang orang yg sedang bersahur tetapi lupa membaca niat puasa, tetapi sudah ada niat di dalam hati ketika sahur, jadi apakah puasa yg dijalankannya itu dianggap sah atau tidak ? (0895166135xx).
Jawaban:
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh.
Niat merupakan rukun ibadah puasa. Setiap malam Ramadhan sebelum subuh harus berniat puasa.
Rasulullah SAW. menegaskan:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Siapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum terbit fajar, maka tidak ada puasa baginya. (HR. Nasai dari Hafshah isteri Rasulullah SAW.).
Niat artinya al-Qashd, yaitu bermaksud dengan sengaja dalam hati. Prof. Wahbah az-Zuhayliy menjelaskan:
تعريف النية القصد وهو اعتقاد القلب فعل شيئ وعزمه عليه من غير تردد. والمراد بها هنا قصد الصوم فمتى خطر بقلبه في الليل أن غدا من رمضان وأنه صائم فيه فقد نوى
Pengertian niat ialah sengaja, yaitu kemauan hati untuk mengerjakan sesuatu dan bertekad melaksanakannya tanpa ragu-ragu. Adapun yang dimaksud niat di sini adalah bermaksud sengaja berpuasa, maka ketika pada malam hari dalam hati sudah bertekad untuk berpuasa besok di bulan Ramadhan, maka sesungguhnya ia sudah berniat. (al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu Jilid III h. 1670).
Jadi, teknis dan tempat pemasangan niat sebenarnya adalah di hati. Sedangkan membaca lafal niat dengan lisan, hanya disunatkan, dianjurkan sebagai sarana untuk memudahkan konsentarsi pemasangan niat.
Lafal niat yang dimaksud seperti:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَان هذِهِ السَّنَة لِلهِ تَعَالَى
“Aku berniat puasa besok menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”
Syekh Muhammad Nawawi al-Bantaniy (1314 H/1897 M) menjelaskan:
ولا تكفي النية باللسان دون القلب كما لا يشترط التلفظ بها قطعا لكنه يندب ليعاون اللسان القلب
Niat itu tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan di mulut tanpa kehadiran hati, sebagaimana tidak disyaratkannya mengucapkan lafal niat secara mutlak, akan tetapi disunnatkan melafalkannya karena pembacaan oleh mulut akan membantu konsentrasi hati. (Kasyifah as-Saja h. 117).
Maksudnya membaca lafal niat tidak wajib, hanya sunnat saja, yang penting sudah berniat dalam hati untuk berpuasa besoknya, maka sudah sah. Niat puasa itu setiap malam sebelum masuk waktu subuh.
Apabila sudah berniat dalam hati untuk berpuasa besoknya, lalu tidak membaca lafal niat ketika makan sahur, maka puasa tetap sah.
Pontianak, 5 Ramadhan 1422 H/17 April 2021
Posted in: Fiqih, Kajian Islam

Leave a Comment