MUA’ NA DIANG DA’DUANNA DI ATE (JIKA ADA DI HATI SELAIN ENGKAU)

HARANGI MA’ANDE BAWI

HARANG DUAI TIA

MUA’ NA DIANG

DA’DUANNA DI ATE

Adalah haram memakan babi

Lebih-lebih lagi

Kalau ada

Di hati selain Engkau

Bait Kalinda’da’ ini mengisyaratkan ungkapan luapan rasa cinta sejati, yaitu cinta di hati tidak boleh terbagi.

Itulah Tauhid sesungguhnya.

Inilah yang mencirikan karakter masyarakat Mandar yang sangat kuat memegang prinsip keyakinan.

Inilah yang menjadikan masyarakat Mandar sebagai Malabbiq.

Masih kah sampai sekarang? Wallahu A’lam. Semoga.

Bahwa dalam hati seorang muslim yang haram hukumnya makan babi, tidak boleh ada syirk, menyekutukan Allah, membagi keyakinan keesaan Allah dengan keyakinan lainnya.

Keyakinan Tauhid sebagaimana Ma’rifah (Pappejappu’) kepada Allah itulah segalanya.

Keyakinan Tauhid yang sudah tertancap dan terpatri  dalam hati harus selalu dipelihara dengan baik dan hati-hati.

Merusak keyakinan Tauhid dengan syirk, menyekutukan Allah,  keyakinan bahwa ada kekuatan dan kehebatan lain selain kekuatan Allah. Mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun. Syirk ini jauh lebih besar dosanya daripada dosa makan yang haram seperti makan babi.

Hal ini diisyaratkan dalam al-Qur’an.

وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ

“Fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan.” (QS. Al-Ba’arah/2: 191).

“Fitnah” yang dimaksud dalam ayat ini belum tentu fitnah seperti yang dipahami umumnya dalam bahasa Indonesia.

Salah satu tafsirnya oleh para ulama, bahwa “Fitnah” yang dimaksud adalah “syirk”, yakni dosa syirk lebih besar, lebih dahsyat dosa dan akibatnya dari pada dosa-dosa lainnya.

Yakni dosa syirk tidak akan diampuni Allah, sedangkan dosa-dosa lainnya bisa diampuni.

Oleh karena itu, rasa takut dan menjaga diri untuk tidak menyentuh dan makan babi sebagai barang haram bagi umat Islam, maka sebaiknya lebih menjaga diri dan berhatai-hati dalam memelihara Tauhid dengan menghindarkan diri dari segala yang bisa menyekutukan Allah.

Dalam al-Qur’an, Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karene mempersekutukan-Nya (syirk), tetapi Dia (Allah) mengampuni apa (dosa) yang selain (syirk) itu bagi siapa yang Dia dikehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar. (QS. an-Nisa’: 48).

Di antara upaya memelihara dan memperkuat keyakinan Tauhid kepada Allah adalah dengan selalu membaca kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH (Tidak ada tuhan selain Allah).

Rasulullah SAW. mengingatkan:

جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا؟ قَالَ: «أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه

Perbaruilah imanmu. Para sahabat bertanya, bagaimana cara memperbarui iman kami? Beliau menjawab: “Perbanyak kalimat Tauhid, LAA ILAAHA ILLALLAH (Tidak ada tuhan selain Allah). (HR. Ahmad dan Hakim dari Abu Hurairah).

Labuan Bajo, NTT, 5 Maret 2021

Posted in: Kajian Islam

Leave a Comment