UNTAIAN PANTUN DALAM SEKAPUR SIRIH

Menyampaikan sekapur sirih sekaligus menerima hantaran dan seserahan mewakili dan atas nama keluarga ust. Drs. H. Idrus, M.Pd.I dan Hj. Faridah, SE dari pihak mempelai perempuan dalam acara Akad Nikah putrinya Ade Nurul Fajriyani dengan Tata Setiawan Putera di Aula Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak.

Seperti biasa tradisi adat Melayu dalam sambutan sekapur sirih, tak Afdhal dan tak elok rasanya bila tak ada pantun.

Awal kata ucap Bismillah

Mari bersyukur kepada Allah

Selamat datang rombongan mempelai pria

Silakan masuk duduk beramahtamah

Buah lakom pisang barangan

Dibawa masuk dalam sanggan

Assalamu’alaikum kami ucapkan

Tempat duduk sudah disiapkan

Kawat direntang buat jemuran

Ambil galah tolong tegakkan

Selamat datang kami ucapkan

Alhamdulillah tak ada halangan

Lihat surya dari jendela

Burung kecil terbang rendah

Dalam rumah banyak pahala

Bila nikah diniatkan ibadah

Semut meniti pohon waru

Hinggap di dahan burung tekukur

Selamat meniti hidup baru

Nikmati hidup penuh bersyukur

Pada bagian akhir sambutan sekapur sirih ini ditutup lagi dengan pantun:

Pergi ke kolam jadinya basah

Terasa dingin tapi cerah

Setelah akad nikah semuanya jadi Sah

Dilanjut resepsi meriah penuh berkah

Jika kapal muat sarat

Jangan berlayar di musim barat

Kalau salah kami berbuat

Mohon maaf dunia akhirat

Di waktu subuh jangan bangun kesiangan

Banyaklah orang memikul batu

Mohon maaf segala kekurangan

Saya akhiri dengan ucapan Assalamu’alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh

Oleh karena Pak Ustadz Penghulu dari KUA yang akan memimpin prosesi Akad Nikah terlambat datang karena menikahkan juga di tempat lain, maka pihak keluarga Shahibul Hajat “mendaulat” meminta saya untuk mengisi waktu menyampaikan Taushiyah Nasehat Pernikahan”

Materinya Taushiyah nya akan disampaikan, dishare nanti.

Setelah akad nikah, kembali “didaulat” oleh keluarga mempelai perempuan untuk ambil bagian dalam prosesi “Cucur Mawar” sebuah tradisi adat Melayu.

Dalam tradisi Adat Bugis disebut “Mappacci”,

Tradisi Adat Mandar disebut “Mallattigi” atau “Mappaccudede” bagi masyarakat Campalagian.

Semuanya merupakan bagian dari Doa secara simbolik.

بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير

Pontianak, Ahad, 21 Pebruari 2021

Posted in: Uncategorized

Leave a Comment