Dibaca 241
Sebagaimana biasa Pengajian Hadis Rutin Ahad Malam di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, kali ini tema pembahasan adalah al-Hilm (Sabar/Murah hati) wa al-Anah (Tenang) wa ar-Rifq (Lemah Lembut) dengan mengacu pada Kitab Dalil al-Falihin Li Thuruq Riyadh ash-Shalihin karya Muhammad ‘Allan ash-Shiddiqiy.
Nabi SAW. sangat bijak dengan menghimpun sifat-sifat tersebut dalam diri Beliau. Inilah salah satu sumber kekuatan dan kemenangan dakwah dan pendidikannya.
Di antara hadis dalam pembahasan ini adalah
عن أَبي هريرة رضي الله عنه قَالَ بَال أعْرَابيٌّ في المسجدِ فَقَامَ النَّاسُ إِلَيْهِ لِيَقَعُوا فِيهِ فَقَالَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم دَعُوهُ وَأرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلاً مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوباً مِنْ مَاءٍ فَإنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَم تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan, ada orang Arab Badui kencing dalam masjid. Lalu para sahabat segera berdiri hendak mencegah dan menghajarnya. Maka Nabi SAW. bersabda kepada mereka, biarkan saja ia kencing. Siramlah air kencingnya dengan seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah. Kalian tidak diutus untuk mempersulit. (HR. Bukhari).
Mengapa Nabi SAW. membiarkan orang ini kencing dalam masjid, padahal masjid adalah tempat suci?
Inilah contoh bahwa Nabi SAW. adalah sangat Bijak, mengerti dan mengenal siapa yang kencing tersebut, yaitu seorang Muallaf dan Arab Badui dari pegunungan jauh dari kota, belum mengerti hukum-hukum dan etika syariat Islam.
Orang ini masuk masjid dalam kondisi ingin sekali kencing, maka dia pun kencing. Ketika dihalangi kencing apalagi sampai dihajar, maka bisa berakibat buruk bagi Kesehatan saluran kencingnya karena menahan air kencing dan juga bagi agamanya, sebab ia Muallaf, belum mengerti apa-apa sehingga bisa terkesan bagi dirinya bahwa Islam ini agama tidak manusiawi, bahkan bisa saja kembali ke agama lamanya.
Makanya, Nabi SAW. bersabda: “Biarkanlah ia sampai kencingnya tuntas”.
Sikap Nabi SAW. sabar, menahan diri, murah hati, tenang dan lemah lembut melihat dan menyaksikan orang kencing dalam masjid, Beliau tidak marah, tidak mencaci maki, tidak membentak, tidak mengusir, bahkan justru Beliau mencegah para sahabatnya yang hendak melarang dan menghajar orang kencing tersebut.
Sikap Nabi SAW. yang sangat bijak inilah yang semakin membuat mereka tertarik dan mencintai ajaran Islam. Inilah kekuatan dan kemenangan.
Sebaliknya, sikap kasar, keras hati, benci, caci maki, dan menyusahkan justru mereka semakin jauh dan lari dari ajaran Islam. Inilah suatu kelemahan sekaligus sumber kekalahan.
Kencing dalam masjid adalah dilarang. Membiarkannya kencing juga sebuah kesalahan dan kerusakan dalam agama.
Menghalangi dan Menghentikan kencing yang sudah mau muncrat keluar kerusakannya bisa lebih besar, karena berdampak buruk pada Kesehatan saluran air kencing, sekaligus juga bisa berdampak buruk bagi agamanya, karena ia seorang muallaf dan Badui.
Membiarkan kencing sampai tuntas, lalu disiram dengan air, itulah sikap dan tindakan yang sangat bijak dan solutif, menyelesaikan masalah.
Atas dasar kasus inilah kemudian lahir sebuah kaedah:
Apabila ada dua kerusakan yang bisa terjadi bersamaan waktunya, maka sebaiknya dipilih mana yang lebih mudah dan ringan akibatnya.
Dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW. mengajarkan:
إِنَّ هَذَا الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَيَسِّرُوا
“Sesungguhnya Islam ini adalah mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka bersikap luruslah kalian, men-dekatlah (kepada yang benar) dan gembirakanlah serta mudahkanlah. (HR. Nasai dari Abu Hurairah).
Semoga Bermanfaat
Pontianak, 14 Februari 2021