Dibaca 306
Asslamu’alaikum Pak Ustadz. Kalau kita puasa tidak membaca niat malam, tetapi sahur, karena niat ingat setelah mau salat subuh. Sah tidak puasanya. Wassalamu’alaikum (083151199xxx)
Wa’alaikumussalam. Wr. Wb. Syarat mutlak suatu ibadah adalah dengan niat dan ikhlas serta sesuai dengan prosedur aturan syariah. Salah rukun puasa adalah niat berpuasa pada malam harinya. Sedangkan sahur adalah sunnat. Kalau sudah berniat walaupun tidak makan sahur, puasa tetap sah. Sebaliknya, walaupun makan sahur, tapi tidak ada niat puasa sama sekali, maka tidak sah puasanya. Sebagaimana Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَه
”Sapa yang tidak berniat puasa pada malamnya sebelum terbit fajar, maka tidak ada puasa baginya. (HR. Tirmidzi dari Hafshah istri Nabi SAW.).
Niat itu adalah kehendak hati untuk melaksanakan sesuatu tanpa ragu-ragu. Ketika pada malam hari hati sudah bertekad akan melaksanakan puasa besok, berarti sudah berniat puasa. Adapun membaca lafal niat pada waktu sahur menurut mayoritas ulama madzhab Abu Hanifah, Syafi’i, dan Hambali disunnatkan (tidak wajib) dengan harapan pembacaan lafal di mulut bisa membantu konsentrasi dan fokus di hati memasang niat.
Kalau memang tidak ada sama sekali kemauan dari hati secara sadar untuk berpuasa besoknya, maka dianggap tidak berniat, berarti tidak sah puasanya. Tapi, kalau sudah ada keinginan dalam hati untuk berpuasa besoknya, hanya lupa membaca lafal niatnya, maka puasanya tetap sah.
Ketika sudah masuk waktu subuh, baru sadar dan teringat bahwa ia belum berniat puasa, maka menurut mayoritas para ulama bahwa batas waktu berniat puasa adalah terbitnya fajar, kecuali ulama madzhab Abu Hanifah masih boleh berniat puasa Ramadhan walaupun sudah masuk subuh sampai matahari sudah meninggi (kira-kira waktu dhuha).
Syekh Wahbah az-Zuhailiy menjelaskan dalam pandangan ulama madzhab Abu Hanifah:
وإن نوى بعد طلوع الفجر فإن كان الصوم دينا لا يجوز بالإجماع, وإن كان عينا وهو صوم رمضان وصوم التطوع خارج رمضان والمنذور المعين يجوز.
Apabila berniat puasa setelah terbit fajar (masuk waktu subuh), jika puasa itu adalah puasa utang (qadha), maka menurut kesepakatan para ulama puasanya tidak sah. Jika puasanya adalah yang tertentu, yakni puasa Ramadhan, puasa sunnat di luar Ramadhan, puasa nadzar tertentu, maka puasanya sah. (Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu III h. 1672).
Apabila mengikuti pendapat ulama madzhab Abu Hanifah ini, maka pada saat Anda sadar bahwa belum berniat puasa, maka pada saat itu juga segera berniat puasa Ramadhan besok, walaupun sudah masuk waktu subuh.
Kalau mengikuti pendapat mayoritas ulama, dianggap tidak berniat, maka harus meng-qadha (mengganti) puasanya.
Wallahu A’lam.
Pontianak, 10 Ramadhan 1441 H/3 Mei 2020