Niat Puasa Setiap Malam Atau Sekali Saja Sebulan

Alhamdulillah, selama masa stay at home, di rumah aja, cukup banyak waktu dimanfaatkan untuk mengumpulkan kembali file-file dan materi Tanya Jawab SMS Ramadhan yang diasuh di Harian Pontianak Post sejak tahun 2010 hingga sekarang. Hanya saja, belum bisa rampung sepenuhnya hingga masuk bulan Ramadhan karena banyak yang direvisi, padahal target bulan Ramadhan 1441 H ini sudah bisa diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul “Fatwa-Fatwa Al-Wajidi”. Semoga.

Salah satu di antara isinya ialah:

Pertanyaan:
Apakah wajib berniat shaum di bulan Ramadhan setiap harinya ataukah cukup satu kali niat saja untuk sebulan penuh?

Jawaban:
Puasa adalah ibadah, maka perlu ada niat. Niat adalah rukun dan syarat sah puasa. Tidak sah puasa, apabila tidak berniat puasa.
Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam masalah niat ini:

Pertama, niat harus dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar, yakni sebelum subuh.

Kedua, harus menentukan niat untuk puasa fardhu.

Syekh Abu Syuja’ dalam kitabnya Fath al-Qarib al-Mujib h. 25 menjelaskan:
وفرائض الصوم أربعة أشياء أحدها النية بالقلب فإن كان الصوم فرضا كرمضان أو نذرا فلا بد من إيقاع النية ليلا ويجب التعيين في صوم الفرض كرمضان وأكمل نية صومه أن يقول الشخص نويت صوم غد عن أداء فرض رمضان هذه السنة لله تعالى
Wajibnya puasa ada empat, salah satunya adalah niat di hati, jika puasa itu fardhu seperti puasa ramadhan atau puasa nadzar, maka niat itu harus dilaksanakan pada malam hari dan wajib menentukan dalam niat puasa itu sebagai puasa fardhu seperti puasa Ramadhan. Niat puasa yang sempurna, ketika seseorang mengucapkan: “Saya berniat puasa besok untuk menunaikan puasa fardhu di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala”.

Niat yang harus dipasang di hati pada malam hari didasarkan pada hadis Rasulullah SAW. Beliau bersabda:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فلَا صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum terbit fajar, maka tidak ada puasa baginya. (HR. Abu Daud dari Hafshah isteri Nabi SAW.).

Ketiga, niat itu harus pasti, dan keempat adalah niat harus berulang-ulang setiap hari puasa.

Mayoritas ulama berpendapat bahwa niat puasa dilakukan setiap hari setiap satu puasa, yakni setiap malam kita berniat puasa, karena puasa dihitung setiap hari, yakni sejak terbitnya fajar hingga terbenan matahari. Batalnya puasa pada suatu hari tertentu tidak menyebabkan batalnya puasa pada hari yang lainnya, karena satu puasa dihitung satu hari.

Wahbah az-Zuhayliy dalam kitabnya al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu Jilid III h. 1677 menjelaskan:
تعدد النية بتعدد الأيام هذا شرط عند الجمهور وليس بشرط عند المالكية, فيشترط عند الجمهور النية لكل يوم من رمضان على حدة لأن صوم كل يوم عبادة على حدة غير متعلقة باليوم الآخر بدليل أن ما يفسد أحدهما لا يفسد الآخر فيشترط لكل يوم منه نية على حدة
Niat diulang-ulang sesuai dengan berulangnya hari puasa. Ketentuan ini merupakan syarat sah puasa menurut mayoritas ulama, berbeda dengan madzhab Malikiy tidak memandangnya sebagai syarat. Menurut mayoritas ulama, niat puasa setiap hari pada bulan ramadhan, karena puasa pada setiap hari merupakan satu ibadah, tidak tergantung pada puasa hari lainnya, dengan alasan bahwa batalnya satu puasa di satu hari tidak menyebabkan batal juga puasa pada hari yang lainnya. Oleh karena itu, niat disyaratkan untuk dilaksanakan setiap hari.

Berbeda dalam madzhab Maliki, ia berpendapat bahwa niat puasa cukup sekali saja pada awal ramadhan. Niatnya berpuasa untuk satu bulan penuh Ramadhan. Alasannya, puasa yang diwajibkan adalah puasa satu bulan Ramadhan. Satu bulan merupakan satu kesatuan waktu.
Oleh karena itu, puasa yang dilaksanakan dari awal sampai akhir bulan ramadhan merupakan satu ibadah, seperti halnya shalat dan haji, cukup dilakukan dengan satu kali niat. Dalam hal ini, saya termasuk pengikut pendapat mayoritas ulama, yakni berniat puasa setiap malam.

Ada juga ulama yang berpendapat sebagai ihtiyath, kehati-hatian, selain berniat puasa Ramadhan setiap malam, boleh menganut paham madzhab Imam Malik, yaitu pada malam pertama Ramadhan, berniat puasa Ramadhan besok untuk sebulan. Pada hari hari berikutnya, ada yang ketinggalan lupa berniat puasa, maka sudah tertutupi oleh niat sebulan tersebut. Wa Allahu A’lam.

Pontianak, 1 Ramadhan 1441 H/24 April 2020

Posted in: Fiqih, Kajian Islam

Leave a Comment