Bacalah, Sujudlah, dan Mendekatlah (Cerdas Intelektual, Spiritual, dan Moral)

Para ulama Tafsir al-Qur’an telah merumuskan berbagai kaedah dan metodologi memahami al-Qur’an, di antaranya dengan ilmu munasabah al-Qur’an.
Munasabah artinya cocok, sesuai, patut, atau mendekati. Maksudnya Munasabah adalah suatu ilmu yang membahas mengenai hubungan atau korelasi kesesuaian yang serasi antara satu kata dengan kata lainnya dalam satu ayat atau ayat dengan ayat lain dalam satu surat atau satu surat dengan surat lainnya sebelum dan sesudahnya dalam al-Qur’an.

Sedikitnya, ada tujuh macam munasabah dalam al-Qur’an, antara lain adalah Munasabah (hubungan kesesuaian yang serasi) antara ayat pertama sebagai pembuka dengan ayat terakhir penutup ayat dalam satu surat.

Contoh surat al-‘Alaq, terdiri atas 19 ayat.
Pada ayat pertama sebagai pembuka adalah
إقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ
Bacalah dengan nama Tuhanmu

Pada ayat penutup adalah
وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ
Dan Sujudlah dan Mendekatlah

Dengan menggunakan pendekatan Munasabah ini, maka bisa dipahami bahwa perintah dalam surat al-‘Alaq ini, bukan hanya perintah membaca, tapi perintah membaca, perintah sujud, dan perintah mendekat, yaitu:
إقْرَأْ – وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ

Ketiga perintah ini adalah satu paket saling terkait dan saling melengkapi.

  1. Perintah membaca. إقْرَأْ (Bacalah).

Perintah membaca berarti perintah belajar.
Dengan belajar berarti mengaktifkan akal untuk membangun kecerdasan dan kekuatan intelektual.
Dengan belajar akan memahami dan mengerti banyak masalah, termasuk belajar terhadap perkembangan situasi di sekeliling kita, terutama yang banyak terkait dengan persoalan keberlangsungan hidup dan kehidupan keagamaan.

Prestasi dan kemajuan suatu peradaban dan bangsa diawali dari kemampuan membaca dan belajar. Dengan banyak belajar akan melahirkan ilmu pengetahuan yang merupakan landasan kebangkitan dan kemajuan dari ketertinggalan.

  1. Perintah sujud وَاسْجُدْ (Sujudlah)

Sujud artinya tunduk, patuh, dan rendah hati.
Para ulama Tafsir menjelaskan bahwa perintah sujud dalam ayat ini dimaksudkan adalah perintah shalat secara totalitas. Disebutkan sujud, karena sujud merupakan bagian terpenting dari seluruh gerakan dalam shalat.
Sama halnya ketika Nabi SAW. bersabda:
الْحَجُّ عَرَفَةُ
Haji itu adalah Arafah. (HR. Ibnu Majah dari Abdurrahman bin Ya’mar).
Maksudnya, Wukud di Arafah merupakan bagian terpenting dari prosesi ibadah haji.
Demikian juga, dalam shalat, ketika sujud itulah posisi puncak penghambaan diri dan kedekatan diri kepada Allah.
Rasulullah SAW.
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Tuhannya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa. (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Sujud yang diharapkan tidak sekedar formalitas meletakkan dahi di sajadah, akan tetapi sujud diharapkan melahirkan sikap sadar akan kepatuhan pada aturan Allah dan Rasulullah SAW. serta aturan pemerintah dalam rangka kemaslahatan umat dan bangsa.

Masjid dalam bahasa Arab, artinya tempat sujud, maksudnya masjid itu fungsi utamanya akan melahirkan manusia-manusia yang akan semakin sadar pada kepatuhan.
Makanya sujud menggunakan hati, sebab hati yang lebih banyak me-Rasa,
Hati yang selalu bisa me-Rendah, (namanya rendah hati).
Hati yang me-Rasa terpanggil peduli kebersamaan mengatasi bahaya wabah virus corona yang setiap hari bertambah terus korbannya, termasuk petugas medis.
Hati yang me-Rasa rela mematuhi kebijakan pemerintah dalam mengatasi bahaya wabah virus corona.

Berbeda dengan akal, yang selalu merasa tinggi, merasa pintar, dan susah diatur alias bandel, maunya mengatur.
Tantangan bangsa Indonesia terberat adalah menghadapi manusia-manusia merasa tinggi, merasa pintar, bandel dan susah diatur.

Banyak Sujud akan membangun kecerdasan dan kekuatan spritual.
Perintah membaca dan belajar ini tidak cukup, harus dilengkapi dengan perintah sujud.
Banyak belajar dan membaca itu seharusnya menghasilkan banyak sujud.

Orang yang banyak membaca dan belajar, tapi tidak sujud atau kurang sujud, akan menjadi manusia pintar dan cerdas tapi kurang ajar, pintar dan cerdas tapi sombong dan angkuh, susah mengikuti dan mematuhi aturan.
Cerdas secara intelektual, tapi kering dan gersang spritualnya.

Ada juga yang secara ritual rajin, tapi kecerdasan spritualnya lemah dan rendah, sebab kurang menghayati makna dari sujud itu sendiri, hanya lebih banyak formalitas belaka.

  1. Perintah Mendekat وَاقْتَرِبْ (Mendekatkan dirilah)

Mendekat kepada Allah sebagai sumber kehidupan dan sumber keselamatan adalah mutlak diperlukan.
Tidak ada arti dan makna hidup ini apabila menjauh dari Allah.
Dengan banyak membaca, belajar, mengerti dan banyak persembahan sujud, maka akan semakin terbuka lebar pintu untuk mendekat dan bersama Allah, dekat dan peduli sesama manusia, dekat dan ramah terhadap lingkungan.

Termasuk mendekat dan peduli kebersamaan dengan pemerintah dan pihak lainnya dalam mengatasi bahaya wabah virus corona.
Manusia yang sudah mendekat, akan melahirkan rasa cinta, kasih sayang dan peduli. Inilah nama akhlak atau bermoral.

Aktivitas membaca dan belajar akan membangun kecerdasan dan kekuatan intelektual.
Persembahan Sujud akan membangun kecerdasan dan kekuatan spritual.

Kecerdasan spritual yang berbasis pada hati inilah yang mendorong akan kesadaran kepatuhan pada aturan.
Manusia yang cerdas intelektual tanpa dibarengi dengan kecerdasan spritual akan bisa merusak dan membahayakan. Sebab dengan kecerdasan intelektual yang berbasis pada akal tanpa hati terkadang akan melahirkan manusia yang ceroboh, sombong dan angkuh, susah diatur, maunya menang sendiri bahkan justru cenderung mengakali-akali aturan.

Semoga kita termasuk yang cerdas intelektual, spritual, dan moral sehingga selalu dekat dan bersama dengan Allah, cinta dan dicintai sesama manusia dan lingkungan.

Semoga Bermanfaat

Pontianak, 23 Maret 2020

Posted in: Kajian Islam

Leave a Comment