Hidup Harus Selalu Optimis dan Produktif

Sebagaimana biasa Ahad Malam, 19 Januari 2020 Kajian Hadis di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, kali ini temanya “Larangan Mengharap Kematian karena Ditimpa Musibah”. Kajian ini mengacu pada Kitab Dalil al-Falihin. Sebagian uraian dalam kajian ini yang dituangkan dalam tulisan ini.
Berdasarkan tema inilah, saya beri judul “Hidup Harus Selalu Optimis dan Produktif”.

Dalam bahasa agama, الحياة عقيدة وجهاد (Hidup itu adalah Aqidah dan Jihad), maksudnya hidup itu harus didasarkan pada keyakinan dan diiringi dengan jihad, yakni kerja keras. Keyakinan dan kerja keras inilah yang menumbuhkan percaya diri. Usaha yang dilakukan tanpa didasari keyakinan yang kuat, biasanya hasilnya tidak maksimal, atau mempunyai keyakinan yang kuat, tapi tidak diiringi dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, maka tidak akan sukses.

Sebaliknya, hidup tidak boleh pessimis dan frustrasi, putus asa. Apalagi mengharap dan minta segera mati saja, hanya karena ditimpa masalah, seperti sakit-sakitan terus, penyakit yang lama tidak sembuh-sembuh, atau bangkrut menjadi miskin, gagal mencapai suatu impian dan harapan, dan berbagai masalah kesulitan hidup lainnya. Hidup harus selalu yakin dan optimis, bahwa semua masalah pasti akan berakhir, dan ada solusinya.

Dalam al-Qur’an, Allah SWT. berfirman:
سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. Ath-Thalaq, 65: 7).

Tidak ada masalah dan kesulitan hidup apa pun yang bersifat kekal, pasti ada saatnya akan berakhir dengan kemudahan dan kesenangan.

Setiap orang pasti ada masalahnya, hanya saja bentuk dan modelnya bermacam-macam antara satu dengan lainnya. Harus yakin tidak ada masalah dan musibah yang menimpa setiap orang, kecuali ada manfaat, hikmah dan kebaikannya bagi yang besangkutan, misalnya dengan musibah itu, dosa-dosa dirinya akan dibersihkan atau akan ditingkatkan iman dan derajatnya. Bahkan betapa banyak orang yang hidupnya jauh dari ajaran agama, tetapi ketika ditimpa musibah, barulah ia sadar dan mendekatkan dirinya kepada Allah. Boleh jadi, masalah atau musibah yang manusia merupakan bagian dari cara Allah memelihara dan menuntun hamba-Nya.

Dalam hadis, Nabi SAW. bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Seorang muslim, tidak ditimpa rasa letih, penyakit, gelisah, sedih, gangguan atau pun kegundahan hingga duri yang menusuk pada dirinya, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).

Hadis ini hanya memberi semangat bahwa tidak boleh putus asa, putus harapan ketika ditimpa suatu masalah, karena hal itu tidak sia-sia tapi ada hikmahnya.

Rasulullah SAW. bersabda:
لاَ يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ المَوْتَ إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ (متفق عليه) وهذا لفظ البخاري)
وفي رواية مسلم: عن أَبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يَتَمَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ انْقَطَعَ عَمَلُهُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا.
Tidak ada seorang pun dari kalian yang boleh mengharapkan kematian. Seandainya dia orang baik, bisa jadi kebaikannya akan bertambah terus. Seandainya pun orang jahat, bisa jadi dia bertaubat. (HR. Sepakat Bukhari dan Muslim). Riwayat ini adalah lafal dari Bukhari.
Adapun riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah seseorang pun dari kalian mengharapkan kematian. Janganlah berdoa agar segera mati sebelum datangnya kematian itu sendiri. Sesungguhnya, apabila seseorang itu sudah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya. Bagi seorang mukmin, umurnya tidak akan memberi tambahan untuk dirinya kecuali kebaikannya itu sendiri. (HR. Muslim).

Hadis Nabi SAW. yang melarang mengharapkan kematian dan berdoa agar segera mati hanya karena ditimpa masalah ini berulang-ulang ditegaskan dalam beberapa hadis.
Maksudnya, hadis ini melarang bersikap pessimis, melarang putus asa, putus harapan, dan ingin segera mengakhiri hidup.
Sebaliknya, Nabi SAW. mengajak dan memotivasi kita agar selalu optimis dan berpikiran positif dalam menyikapi setiap masalah. Harus optimis jauh ke depan.

Semakin lama hidup dan panjang umur berarti semakin banyak peluang dan kesempatan untuk berbuat dan menebar kebaikan kepada siapa pun. Manusia pilihan dan tarbaik adalah manusia yang kreatif dan produktif. Tiada waktu tanpa kebaikan yang diperbuat dan ditebarkan.
Nabi SAW. pernah ditanya, Siapa manusia yang terbaik. Beliau menjawab, adalah manusia yang panjang umurnya, produktivitas dan kreativitas amalnya juga bagus. (HR. Tirmidzi dari Abi Bakrah).

Semoga dengan selalu Optimis dan percaya diri, produktif dan kreatif, kita akan menjadi manusia pilihan dan terbaik.

Pontianak, 20 Januari 2020

Posted in: Uncategorized

Leave a Comment