Dibaca 448
Oleh: Dr Wajidi Sayadi, M.Ag
Suatu saat Rasulullah SAW. sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Lalu Beliau bertanya kepada mereka, siapa yang di antara kalian yang mau tahu lima perkara ini, sekaligus mau mengamalkan dan mengajarkan atau mendakwahkan kepada orang lain?
Tidak ada seorang pun yang menyahut, kecuali Abu Hurairah yang berani mengatakan, saya siap wahai Rasulullah! Maka Rasulullah SAW. mendekati dan memegang tangan Abu Hurairah sambil bersabda:
إتق المحارم تكن أعبد الناس وارض بما قسم الله لك تكن أغنى الناس وأحسن إلى جارك تكن مؤمنا وأحب للناس ما تحب لنفسك تكن مسلما ولا تكثر الضحك فإن كثرة الضحك تميت القلب
1. Hindarilah apa saja yang diharamkan (dalam Islam), niscaya engkau menjadi manusia yang paling rajin, tekun ibadah atau paling bagus kualitas ibadahmu.
2. Merasa rela dan senang dengan apa yang Allah berikan kepadamu, niscaya engkau menjadi manusia yang paling kaya.
3. Berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi mukmin.
4. Cintailah orang lain seperti engkau mencintai dirimu sendiri, niscaya engkau menjadi muslim,
5. Jangan terlalu banyak tertawa berlebih-lebihan, sebab hal itu akan mematikan hati. (HR. Tirmidzi).
Lima hal yang ditegaskan Rasulullah SAW. dalam Hadis ini sebagai modal utama untuk memperbaiki kualitas hidup keagamaan kita. Pesan yang kelima di atas menjadi penentu segalanya, yaitu jangan sampai hati mati. Apa saja yang bisa menyebabkan hati bisa sakit dan mati harus dihindari, bukan hanya banyak tertawa yang berlebih-lebihan. Para ulama khususnya para Sufi ulama tasawuf seringkali mengingatkan bahwa yang bisa merusak hati antara lain banyak tidur, banyak makan, dan banyak bicara.
Mengapa?
Sebab mereka yang bisa berhati-hati dan menahan diri dari yang diharamkan dalam Islam adalah mereka yang hatinya sehat dan hidup.
Pada hakekatnya yang takut kepada Allah itu adalah pakai hati, bukan pakai akal. Justru kalau pakai akal, itulah yang biasa mengakal-akali larangan agama dengan berbagai macam alasan. Sebaliknya, orang yang hatinya sakit atau mati, pasti tidak peduli apakah haram atau tidak, yang penting nyaman dan enak sesuai selera.
Sesuatu yang diharamkan dalam agama secara garis besar ada dua:
1.Haram dalam perbuatan dan perkataan, seperti menyakiti orang lain, menghina, mencaci maki, dan lain sebagainya.
2. Haram dalam zat pangan yang dikonsumsi dan dipakai, apakah makanan, minuman, kosmetika, obat-obatan dan lain sebagainya.
Mereka yang selalu melakukan larangan ini pasti berpengaruh pada semangat beribadah, misalnya malas, terasa berat dan susah langkahnya untuk beribadah.
Demikian juga orang yang rela dan senang menerima ketentuan takdir Allah, tahu berterima kasih, merasa cukup dan tidak banyak mengeluh adalah orang-orang yang hatinya sehat dan hidup. Inilah hakekat kekayaan. Sebaliknya, bagi orang yang hatinya sakit atau mati inilah yang biasa serakah, tidak pernah ada merasa cukup sehingga cenderung menghalalkan segala macam cara.
Termasuk orang yang mau berbuat baik kepada tetangganya dan mencintai orang lain adalah orang-orang yang hatinya hidup. Sebaliknya mereka yang hatinya sakit atau mati susah berbuat baik kepada orang lain, susah mengakui kelebihan orang lain, tidak mau mengakui dan menerima prestasi orang lain, apalagi mencintainya, justru yang ada adalah rasa sinis, rasa benci kepada orang lain.
Semoga kita termasuk yang selalu merawat dan menjaga hati dengan banyak dzikir, istigfar, shalawat dan ibadah-ibadah lainnya.
Kata para ulama, antara hati dan dzikir seperti antara ikan dan air. Ikan tidak mungkin bisa hidup tanpa air. Begitu juga hati manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa Berdzikir.
Semoga hati kita selalu terjaga dengan baik sehingga sehat dan hidup selamanya, tanpa mengabaikan akal.
Pontianak, 5 Safar 1440 H
14 Oktober 2018 M