Dibaca 710
Oleh: Wajidi Sayadi
Musim kemarau yang berkepanjangan di Kalimantan Barat khususnya di Pontianak dan Kubu Raya sudah menimbulkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat. Musim kekeringan karena tidak adanya turun hujan sangat memudahkan terbakarnya lahan dan hutan. Kabut asap tebal yang diproduksi oleh kebakaran lahan itu membuat jarak pandang kurang dari 100 meter, mata terasa pedas, dan kualitas udara sangat buruk dan menimbulkan berbagai penyakit.
Hasil pemantauan Stasiun Klimatologi Mempawah menunjukkan bahwa kualitas udara masuk dalam kategori berbahaya (Pontianak Post, 24 Agustus 2018). Selama musim kemarau dengan cuaca seperti ini sudah 2000 warga Kalbar telah menderita sakit infeksi saluran pernapasan (ISPA). (Tribun Pontianak, 24 Agustus 2018). Beberapa hari terakhir ini proses dan aktifitas belajar dan mengajar di sekolah TK, SD, SMP, SMA dan sederajat di Pontianak dan Kubu Raya telah diliburkan dalam sepekan ini.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui aparat keamanan, polisi, TNI AD, bekerja sama dengan masyarakat dan berbagai pihak. Mobil pemadam kebakaran tiap hari lewat dalam kota termasuk di depan rumah penulis di komplek Pondok Agung Permata. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengerahkan 10 helikopter untuk patroli dan water bombing. BPPT juga telah membuat teknologi memodifikasi cuaca dengan hujan buatan yang sudah menghabiskan 5 ton bahan semai natrium clorida ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa, semuanya untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan.
Oleh karena itu, selain ikhtiar dengan segala kekuatan manusia yang terbatas, sangat penting dan perlu ikhtiar kembali kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Caranya adalah dengan banyak Doa, ibadah, dzikir, istigfar, tobat dan sadar atas berbagai kesalahan dan dosa. Para tokoh agama, ustadz, dan ulama perlu dilibatkan dalam hal ini.
Salah satu caranya dengan ISTISQA.
ISTISQA artinya minta hujan, baik dengan cara doa atau Shalat. Shalat Isitisqa artinya Minta Hujan kepada Allah yang Maha Kuasa dan Sumber segalanya.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat istisqa hukumnya sunnat muakkad apabila terjadi kemarau dan kekeringan yang sangat panjang.
Kata Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW pernah shalat istisqa dua rakyat seperti pelaksanaan shalat ‘Id. (HR. Abu Daud).
Istisqa bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Dengan cara melaksanakan shalat istisqa, shalat sunnat dua rakaat secara berjamaah, seperti pelaksanaan shalat sunnat’ id.
2. Dengan cara khatib shalat jumat berdoa minta hujan dalam khutbahnya.
3. Dengan cara berdoa selepas shalat fardhu lima waktu baik di rumah maupun di tempat-tempat ibadah, masjid atau surau.
Rasulullah SAW pernah sedang berkhutbah shalat jumat, lalu ada seseorang meminta wahai Rasulullah, harta kami sudah habis ludes, jalan-jalan terputus (akibat kekeringan dan kemarau panjang), mintalah kepada Allah mohon kirinya berkenan diturunkan hujan.
Rasulullah SAW langsung mengangkat kedua tangannya sambil berdoa: Allahumma agitsna, Allahumma Agitsna, Allahumma Agitsna (ya Allah turunkanlah hujan kepada kami). Diulangi sampai tiga kali. Tidak lama kemudian mendung mulai tampak dan akhirnya hujan pun turun hingga sepekan. (HR. Muslim dari Anas bin Malik).
Beberapa teks doa yang biasa dibaca Rasulullah SAW ketika istisqa, minta hujan, antara lain:
اللهم اسقنا اللهم اسقنا اللهم اسقنا
Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami 3 X (HR. Bukhari dari Anas).
اللهم أنت الله لا إله إلا الله أنت، أنت الغني ونحن الفقراء أنزل علينا الغيث واجعل ما أنزلت قوة وبلاغا إلى حين
Ya Allah, Engkaulah Allah tidak ada tuhan selain Engkau. Engkau Maha Kaya, dan kami orang-orang miskin, turunkanlah hujan kepada kami, dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga waktu yang lama. (HR. Abu Daud dari Aisyah).
اللهم إنا نستغفرك إنك كنت غفارا فأرسل السماء علينا مدرارا
Ya Allah Sesungguhnya kami beristigfar mohon ampun kepada-Mu, sesungguhnya Engkaulah penerima ampunan, turunkanlah hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan kepada kami. (HR. Baihaqi).
اللهم اسقنا الغيث ولا تجعلنا من القانطين
Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami, dan janganlah jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. (HR. Baihaqi).
اللهم اسقنا غيثا مغيثا مريعا نافعا غير ضار عاجلا غير آجل
Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami yang membantu lebat bermanfaat tanpa mudharat, segera tanpa ditunda. (HR. Abu Daud).
Aamin Ya Allah ya Mujibassailin.
Pontianak, 24 Agustus 2018