INSPIRASI DAN MOTIVASI HIKMAH TAHUN BARU ISLAM 1 MUHARRAM 1445 H

Banyak cara dan ragam ekpresi dan apresiasi positif dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H.
Membaca ritual doa akhir tahun dan awal tahun, ucapan dan tulisan di media sosial selamat tahun baru Islam, pawai obor maupun kirab di jalanan dengan menampilkan berbagai aksi budaya dan tradisi beragam setiap daerah.
Semua luapan ekspresi kegembiraan tersebut pada prinsipnya bagian dari doa-doa yang baik semoga tercapai keselamatan selama sepanjang tahun, sepanjang masa.
Kalender tahun Islam disebut Tahun Hijriah (1445 H) karena didasarkan pada peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW. dari Mekah ke Madinah.
Pertanyaannya, mengapa didasarkan pada Hijrahnya Rasulullah SAW?
Jawabannya, di antaranya karena setelah Nabi SAW. hijrah ke Madinah, umat Islam mulai bangkit dan kuat. Oleh karena itu disebut bahwa hijrah sebagai tonggak awal kebangkitan, kekuatan, dan kemenangan Islam dan umat Islam.
Pertanyaannya, apa yang membuat Islam bangkit dan kuat di Madinah?
Setidaknya ada lima faktor.
Lima faktor inilah yang diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi gerak langkah kehidupan dan tugas pengabdian kita, khususnya dalam menghadapi tantangan sepanjang tahun ke depan 1445 H.
PERTAMA, ketika nabi SAW. baru saja tiba di Madinah, yang pertama dilakukan adalah membangun masjid, yaitu masjid Quba. Hal ini disebutkan Allah dalam al-Qur’an.
لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ
Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri. Allah mencintai orang-orang yang membersihkan diri. (QS. At-Taubah, 9: 108).
Ini artinya keberadaan masjid sangat penting dalam membangun peradaban umat dan bangsa yang beradab dan bermartabat.
Memaknai dan mengambil hikmah tahun baru Hijriyah ini antara lain memberdayakan diri dan umat dengan melalui masjid sebagai pusat pembinaan spritual, mental, moral, dan intelektual.
Masjid artinya tempat sujud, tempat mendidik agar hati selalu tunduk dan patuh serta dekat pada Allah. Banyak sujud, hati akan semakin lembut dan terdidik akan semakin tawadhu’ rendah hati, jauh dari sifat sombong dan angkuh. Rasulullah SAW. bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Seorang hamba sangat dekat dari Tuhannya adalah pada waktu ia sedang sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa dalam sujud itu. (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Masjid sebagai markas dan pusat mempersatukan seluruh potensi dan kekuatan umat Islam. Komunikasi persaudaraan dan sosial yang intens dan efektif salah satunya melalui shalat berjamaah di masjid. Bisa bersinergi dengan keragaman umat. Masjid tidak dijadikan sebagai tempat dan ajang kampanye untuk kegiatan politik praktis untuk kepentingan pragmatis sesaat yang sangat berpotensi memecahbelah umat dan bangsa.
KEDUA, Nabi SAW. mempersaudarakan antara masyarakat Anshar penduduk lokal Madinah dan Muhajirin, pendatang dari Mekah. Antara pendatang dan penduduk lokal yang biasa disebut sebagai putera daerah dipersaudarakan.
Pelajaran bagi kita yang dapat diambil adalah memupuk persaudaraan dan persatuan kesatuan umat adalah basis kekuatan sosial masyarakat.
Masyarakat akan maju, aman, dan nyaman dengan baik, apabila antar satu dengan lainnya merasa saling mencintai dan merasa bersaudara. Rasulullah SAW. bersabda:
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukah kalian kutunjukkan terhadap suatu hal, apabila kalian mengerjakannya, niscaya kalian akan saling menyayangi. “Tebarkanlah salam di antara kalian!” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
KETIGA, Nabi SAW. membuat piagam Madinah sebagai basis kekuatan politik.
Piagam Madinah terdiri atas 47 pasal sebagai konstitusi yang mengatur dalam tatanan kehidupan bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat majemuk (pluralitas) yang bermacam-macam latabelakangnya. Penduduk Madinah terdiri dari orang-orang Yahudi, Nasrani, Muslim, Majusi, dan kepercayaan lainnya. Mereka hidup damai dan aman, salah satu faktornya, karena adanya Piagam Madinah.
Di antara isi piagam Madinah, ialah:
1) Semua umat Islam meskipun berasal dari banyak suku, tetapi merupakan satu komunitas/masyarakat/bangsa (ummatan wahidatan).
2) Hubungan antara umat Islam dan umat lain didasarkan atas prinsip:
a) bertetangga baik,
b) saling membantu dalam menghadapi musuh bersama,
c) membela mereka yang teraniaya,
d) saling menasehati,
e) menghormati kebebasan beragama.
Pendekatan politik sebagaimana dalam Piagam Madiah tersebut yang diterapkan adalah politik santun dan bebas dari penyebaran kebencian, bebas dari penyebaran hoax, bebas dari menjelek-jelekkan lawan politik alias kanpanye hitam.
Mengedepankan pendekatan Politik dalam rangka kemaslahatan umat dan bangsa yang lebih besar.
KEEMPAT, Nabi SAW. membangun pasar sebagai basis kekuatan ekonomi pemberdayaan umat di Madinah
Masyarakat Madinah dikenal sebagai masyarakat pertanian, ada kebun kurma, gandum, anggur, dan lain-lain. Hasil pertanian dijual di pasar.
Sejak Nabi SAW. di Madinah ada beberapa pasar dibuka sebagai pusat aktivitas perekonomian umat, antara lain pasar Nazat, pasar Dumatul Jandal, pasar Sohar, pasar Shihr, pasar Rabiyah, pasar Aden. Dalam al-Qur’an beberapa istilah tijarah artinya perdagangan.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (QS. An-Nisa’: 29).
Kemajuan umat dan bangsa ini bukan sekedar keimanan, pendidikan dan keagamaan, akan tetapi pemberdayaan ekonomi juga sangat penting sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. setelah hijrah ke Madinah.
KELIMA, Nabi SAW. mempersiapkan banyak sekretaris dan intelejen. Bahkan dalam catatan sejarah Islam, Nabi SAW. mempunyai sekitar 65 orang sekretaris.
Mereka inilah yang ditugaskan oleh Rasulullah SAW, dalam media informasi dan komunikasi serta diplomasi.
Oleh karena itu, menyambut tahun baru 1 Muharram 1445 H dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan keagamaan kita dengan:
(1) pendekatan basis kekuatan agama melalui lembaga ibadah dan lembaga pendidikan agama seperti masjid sebagai basis kekuatan spritual, mental, moral, dan intelektual,
(2) Pendekatan basis kekuatan sosial dan budaya dengan mengedepankan persaudaraan, relasi dan saling mencintai,
(3) pendekatan basis kekuatan dan kebijakan politik dan konstitusi.
(4) pendekatan basis ekonomi dan pemberdayaan umat
(5) pendekatan basis kekuatan manajerial, komunikasi dan informasi termasuk penguasaan teknologi media informasi dan digital sebagai salah satu sumber kekuatan dan kebangkitan.
Semua pendekatan tersebut pada prinsipnya mengarahkan pada perubahan dan peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya. Rasulullah SAW. menegaskan hakekat Hijrah, ketika ditanya:
أَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ مَا كَرِهَ رَبُّكَ عَزَّ وَجَلَّ
Hijrah apakah yang paling utama? Beliau menjawab: “Engkau meninggalkan apa yang dilarang oleh tuhanmu (Allah). (HR. Nasai dari Abdullah bin Amr).
Semoga Bermanfaat.
Pontianak, 1 Muharram 1445 H/19 Juli 2023
Posted in: Kajian Islam

Leave a Comment