Dibaca 226
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pak Ustadz. Apakah wajib berniat shaum di bulan Ramadhan setiap harinya ataukah cukup satu kali niat saja untuk sebulan penuh? Dan kapan sempurnanya hal itu?
Jawaban:
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh.
Mengenai kewajiban puasa bagi orang Islam jelas dan tegas dalam al-Qur’an, “Telah diwajibkan berpuasa kepada orang-orang yang beriman”. (QS. al-Baqarah: 183).
Namun tidak ditemukan ayat al-Qur’an yang mewajibkan berniat puasa.
Apa karena tidak ada ayat dalam al-Qur’an, lalu kemudian tidak perlu berniat?
Mengenai wajibnya berniat puasa dijelaskan oleh hadis Nabi SAW. Beliau bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya amal itu dengan niat. Sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai ia niatkan. (HR. Bukhari dari Umar bin Khattab).
Lebih spesifik niat puasa dijelaskan oleh hadis, Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Siapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum terbit fajar, maka tidak ada puasa baginya. (HR. Nasai dari Hafshah isteri Rasulullah SAW.).
Dengan demikian sangat jelas, bahwa beragama, menjalankan ajaran islam, tak cukup hanya dengan al-Qur’an, akan tetapi ada banyak hal yang harus berdasarkan hadis,seperti masalah niat.
Hadis-hadis seperti ini disebut sebagai Bayan at-Tasyri’, hadis berfungsi menetapkan hukum yang tidak ada dalam al-Qur’an.
Lalu apa yang dimaksud niat? Dan bagaimana dengan niat puasa? Apakah cukup sekali saja Ketika malam pertama atau setiap malam berniat puasa?
Puasa adalah ibadah, maka perlu ada niat. Niat adalah rukun puasa. Tidak sah puasa, apabila tidak berniat puasa.
Kemarin sudah disampaikan pengertian niat, sebagaimana penjelasan Prof. Wahbah az-Zuhailiy: “Pengertian niat ialah sengaja, yaitu kemauan hati untuk mengerjakan sesuatu dan bertekad melaksanakannya tanpa ragu-ragu. Adapun yang dimaksud niat di sini adalah bermaksud sengaja berpuasa, maka ketika pada malam hari dalam hati sudah bertekad untuk berpuasa besok di bulan Ramadhan, maka sesungguhnya ia sudah berniat. (al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu Jilid III h. 1670).
Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam masalah niat ini:
Pertama, niat harus dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar, yakni sebelum subuh.
Kedua, harus menentukan niat untuk puasa fardhu.
Syekh Abu Syuja’ dalam kitabnya Fath al-Qarib h. 25 menjelaskan:
وفرائض الصوم أربعة أشياء أحدها النية بالقلب فإن كان الصوم فرضا كرمضان أو نذرا فلا بد من إيقاع النية ليلا ويجب التعيين في صوم الفرض كرمضان وأكمل نية صومه أن يقول الشخص نويت صوم غد عن أداء فرض رمضان هذه السنة لله تعالى
Wajibnya puasa ada empat, salah satunya adalah niat di hati, jika puasa itu fardhu seperti puasa ramadhan atau puasa nadzar, maka niat itu harus dilaksanakan pada malam hari dan wajib menentukan dalam niat puasa itu sebagai puasa fardhu seperti puasa Ramadhan. Niat puasa yang sempurna, ketika seseorang mengucapkan: “Saya berniat puasa besok untuk menunaikan puasa fardhu di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala”.
Ketiga, niat itu harus pasti, dan keempat adalah niat harus berulang-ulang setiap hari puasa.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa niat puasa dilakukan setiap hari setiap satu puasa, yakni setiap malam kita berniat puasa, karena puasa dihitung setiap hari, yakni sejak terbitnya fajar hingga terbenan matahari. Batalnya puasa pada suatu hari tertentu tidak menyebabkan batalnya puasa pada hari yang lainnya, karena satu puasa dihitung satu hari.
Wahbah az-Zuhayliy menjelaskan:
تعدد النية بتعدد الأيام هذا شرط عند الجمهور وليس بشرط عند المالكية, فيشترط عند الجمهور النية لكل يوم من رمضان على حدة لأن صوم كل يوم عبادة على حدة غير متعلقة باليوم الآخر بدليل أن ما يفسد أحدهما لا يفسد الآخر فيشترط لكل يوم منه نية على حدة
Niat diulang-ulang sesuai dengan berulangnya hari puasa. Ketentuan ini merupakan syarat sah puasa menurut mayoritas ulama, berbeda dengan madzhab Malikiy tidak memandangnya sebagai syarat. Menurut mayoritas ulama, niat puasa setiap hari pada bulan ramadhan, karena puasa pada setiap hari merupakan satu ibadah, tidak tergantung pada puasa hari lainnya, dengan alas an bahwa batalnya satu puasa di satu hari tidak menyebabkan batal juga puasa pada hari yang lainnya. Oleh karena itu, niat disyaratkan untuk dilaksanakan setiap hari. (al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu Jilid III h. 1677).
Berbeda dalam madzhab Maliki, ia berpendapat bahwa niat puasa cukup sekali saja pada awal ramadhan. Niatnya berpuasa untuk satu bulan penuh Ramadhan. Alasannya, puasa yang diwajibkan adalah puasa satu bulan Ramadhan. Satu bulan merupakan satu kesatuan waktu. Oleh karena itu, puasa yang dilaksanakan dari awal sampai akhir bulan ramadhan merupakan satu ibadah, seperti halnya shalat dan haji, cukup dilakukan dengan satu kali niat.
Dalam hal ini, saya pribadi termasuk mengikuti pendapat mayoritas ulama, yakni berniat puasa setiap malam.
Ada juga ulama yang berpendapat sebagai ihtiyath, kehati-hatian, selain berniat puasa Ramadhan setiap malam, boleh menganut paham madzhab Imam Malik, yaitu pada malam pertama Ramadhan, berniat puasa Ramadhan besok untuk sebulan. Pada hari hari berikutnya, ada yang ketinggalan lupa berniat puasa, maka sudah tertutupi oleh niat sebulan tersebut.
Dengan demikian, jelas bahwa beragama menjalankan Islam berdasarkan pada al-Qur’an dan hadis sesuai pemahaman dan penjelasan para ulama.
Bukan sekedar berdasarkan al-Qur’an dan Hadis saja, sebab memelukan pemahaman dan penjelasan, yaitu sesuai penjelasan dan pemahaman para ulama.
Pontianak, 6 Ramadhan 1442 H/18 April 2021