Ramadhan Bulan Penuh Rahmat

Hidup ini didasarkan pada keyakinan dan bermodalkan pada kerja keras, kerja ikhlas dan kerja tepat. Keyakinan bagi umat Islam puncaknya pada dua kalimat syahadat. Kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja tepat didasarkan pada syariat sebagai aturan pokok. Dalam konteks moment Ramadhan, ada hal yang harus diyakini sepenuhnya bahwa bulan ini adalah waktu yang sangat mulia dan istimewa menuju kemenangan. Kalau mau menjadi mulia dan istimewa serta mendapatkan kemenangan, maka manfaatkanlah kemuliaan Ramadhan itu. Rasulullah SAW. bersabda: 
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ.
“Apabila tiba bulan Ramadhan pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup serta setan-setan pada terbelenggu (HR. Muslim dari Abu Hurairah). 
Pintu-pintu surga yang dimaksud dijelaskan dalam hadis lainnya, yaitu langit, sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW: 
إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila masuk bulan Ramadhan pintu-pintu langit terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup serta setan-setan pada terbelenggu (HR. Bukhari dari Abu Hurairah). 
Hadis ini menjelaskan keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan, yakni selama bulan Ramadhan pintu-pintu surga terbuka. Selama bulan Ramadhan pintu-pintu langit terbuka, maksudnya surga yang di langit, disebutkan langit yang menunjuk ke arah atas, arah atas yang menunjukkan tempat tinggi, kemuliaan dan keagungan.

Istilah pintu-pintu dalam hadis dipahami tidaklah secara literal dan material sehingga menggambarkan pintu-pintu rumah, pintu suatu bangunan yang pasti sangat sempit dan terbatas. Kita juga biasa menggunakan bahasa, ”Ayoo silakan datang ke pondok saya, pintunya terbuka lebar, 24 jam terbuat untuk Anda. Maksudnya, kami siap menerima kedatangan Anda setiap saat dengan penuh rasa senang. Begitu juga istilah, ”Pontianak kota Seribu Sungai”. Apakah betul seribu sungai di Pontianak? Maksudnya di Pontianak sangat banyak sungai”.

Hadis tersebut dipahami secara substansial, bahwa selama bulan Ramadhan hari pertama sampai akhir semuanya adalah rahmat. Pintu surga dan pintu langit terbuka, artinya pintu rahmat sangat terbuka lebar. Dengan rahmat Allah itulah jalan menuju surga sangat terbuka lebar, dan menutup peluang untuk melakukan kejahatan. Hal ini diperjelas Rasulullah SAW:
إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ”
“Apabila tiba bulan Ramadhan pintu-pintu Rahmat terbuka dan pintu-pintu (neraka) Jahannam tertutup serta setan-setan pada terbelenggu (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Selama sebulan Ramadhan semuanya adalah Rahmat. 
Tidak dikenal adanya pemetaan bahwa hari pertama sampai 10 Ramadhan adalah rahmat, hari 11 sampai 20 adalah ampunan, dan hari 21 sampai hari terakhir adalah pembebasan dari api neraka. Pernyataan seperti ini seringkali didasarkan pada hadis populer, bahwa “Awal Ramadhan itu rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan), dan akhirnya merupakan pembebasan dari neraka”. Hadis ini diriwayatkan ad-Dailamî, Ibn `Asakir, dan Ibnu Khuzaimah. Menurut as-Suyûthî hadis ini adalah daif. Bahkan Syekh Nashiruddin al-Albâni menilai hadis ini sebagai hadis munkar, yakni sangat lemah mendekati level palsu.

Salah satu bentuk rahmat Allah ialah seluruh kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Terkadang menurut pandangan mata kasar manusia amalan itu kecil, namun di sisi Allah nilainya sangat besar. Apalagi, ada satu malam disebut lailatul qadr, yang nilai dan kualitasnya lebih baik dari pada seribu bulan. Kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan akan tertutupi oleh besarnya nilai kebaikan yang kita lakukan dibandingkan dengan kejahatan itu sendiri. Tertutupnya dosa oleh kebaikan itulah yang disebut ghafur rahim. Ghafara artinya menutup, yakni menutup dengan nilai pahala yang lebih besar. Atau menutup dengan Rahmat Allah. Dalam hadis yang sering terdengar pada bulamn ramadhan, Rasulullah SAW. bersabda: 
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap ridha Allah, maka dosa-dosa yang pernah dilakukannya akan diampuni. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).

Nilai dari kebaikan puasa itu sangat besar sehingga melebihi dan menutupi dosa-dosa. Inilah yang disebut ghufira (diampuni), yakni ditutupi oleh kebaikan puasa.

Sebuah kisah dalam kitab Irsyad al-‘Ibad ila Sabil ar-Rasyad karya Syekh Zaenuddin al-Malibariy, menyebutkan ada seseorang yang selama hidupnya sering berbuat kejahatan dan lalai dari kewajiban agamanya. Ketika tiba bulan Ramadhan, ia menghormatinya, sadar dan tobat. Rajin puasa dan shalat bahkan ia mengganti beberapa kewajiban yang dilalaikannya. Tetangga dan teman-temannya pada heran dan bertanya kepadanya, ada apa ini, kok penampilannya berubah? Ia menjawab, bulan Ramadhan ini adalah bulan tobat, bulan penuh rahmat, dan penuh berkah. Semoga dengan karunia Allah memaafkan segala dosa dan kesalahanku. Tak lama kemudian, ia meninggal dunia. Dan seorang ulama bermimpi ketemu dengannya. Dalam mimpi itu, ulama tadi bertanya bagaimana sambutan Allah kepadamu? Ia menjawab, Allah mengampuni dosa-dosaku karena aku menghormati bulan Ramadhan. Semoga Allah juga mengampuni kita semua. Amin.

Posted in: Kajian Islam

Leave a Comment